Gerakan ruku’
dan sujud yang panjang akan menuntun pada terorganisasinya denyut jantung dan
arteri, serta pembuluh darah akan memperoleh elastisitas yang konsisten. Kedua
gerakan ini juga akan menurunkan tekanan darah tinggi di bagian kepala secara
cepat. Dengan pertimbangan ini memungkinkan bahwa gerakan ruku’ dan sujud
memiliki manfaat pencegahan dan pengobatan untuk beberapa gangguan kesehatan,
seperti macetnya aliran darah di pembuluh darah, pembekuan darah pada pembuluh
darah otak, dan pembekuan pada pembuluh darah paru-paru (oklusi arteri paru).
Dalam dunia medis dikenal bahwa
orang yang terkena penyakit stroke akan mengalami juga oklusi arteri paru, atau
penggumpalan darah pada pembuluh darah di bagian kaki. Akan tetapi, yang
menakjubkan adalah bahwa gangguan kesehatan seperti ini tidak banyak ditemukan
di kalangan kaum muslimin yang selalu membiasakan diri untuk menunaikan shalat
dalam kehidupan sehari-hari mereka. Sedangkan di kalangan nonmuslim, para
penderita gangguan kesehatan seperti ini yang kemudian harus menjalani operasi
adalah seribu berbanding lima.
Seperti penelitian yang dilakukan
oleh seorang dokter jantung/kardiolog, yang meneliti denyut jantung dengan alat
pendeteksi jantung/EKG di kliniknya. Penelitian ini dilakukan terhadap
orang-orang yang sedang menunaikan shalat berjamaah. Mengagumkan, karena
ternyata ia memperoleh catatan bahwa denyut jantung jamaah shalat itu semakin
baik seiring dengan bertambahnya rakaat shalat yang mereka lakukan.
“Sesungguhnya
seorang Muslim yang memutuskan untuk bangun dari tidurnya kemudian mendirikan
shalat Subuh berjamaah, maka ia akan mencapai ketahanan tubuh yang canggih dari
berbagai macam penyakit dan juga ia akan memperoleh manfaat yang sangat baik
untuk jantung dan pembuluh darahnya.”
Adanya kesimpulan yang penting ini
membuktikan tentang kebenaran salah satu penelitian yang dilakukan oleh
asosiasi kardiolog di Yordania. Mereka melakukan penelitian ilmiah tentang
penyakit jantung dan penyempitan pembuluh nadi serta oklusi arteri koroner.
Dari penelitian tersebut terungkap bahwa pemicu utama dari timbulnya berbagai
macam penyakit ini adalah terlalu banyaknya tidur pada malam hari maupun siang
hari.
Penelitian tersebut juga menunjukkan
bahwa apabila manusia tidur dalam jangka waktu yang lama, akan menyebabkan
jantungnya berdegup sedikit saja. Bahkan, sampai-sampai hanya mencapai tingkat
yang sangat rendah, yang jumlahnya tidak lebih dari 50 kali dalam satu menit. Sedangkan
ketika jantung berdetak hanya sedikit seperti demikian, maka aliran darah ke
jantung, arteri dan vena akan mengalir dengan sangat lamban. Apa yang akan
terjadi kemudian? Hal ini akan mengakibatkan penyerapan garam dan lemak pada
dinding vena dan arteri, terutama pada oklusi arteri koroner.
Jika seseorang telah mengalami hal
demikian, ia akan terkena apa yang disebut dengan aterosklerosis dan obstruktif
pada arteri. Hal tersebut akan menimbulkan kelemahan fungsi otot jantung
dan tersumbatnya saluran arteri. Tidak hanya itu, hal ini juga mengakibatkan
tersumbatnya pembuluh vena yang berfungsi untuk memindahkan darah dari jantung
ke seluruh anggota tubuh manusia. Jika sudah demikian, yang akan terjadi adalah
serangan jantung atau tersumbatnya pembuluh arteri yang fungsinya memindahkan
darah dari otak ke seluruh anggota tubuh manusia. Bahkan pada kasus tertentu,
hal ini hingga menyebabkan stroke yang fatal.
Hasil penelitian ini menekankan
pentingnya kita menahan diri dari tidur dalam jangka waktu yang terlalu lama.
Sedangkan lamanya waktu tidur itu tidak boleh lebih dari empat jam. Jika sudah
mencapai empat jam, maka yang seharusnya kita lakukan adalah segera bangkit,
bangun dari tidur, dan melakukan hal-hal kinestetis paling sedikit selama 15
menit. Hal seperti demikian ada dalam pelaksanaan Shalat Subuh setiap hari pada
jam-jam pertama di waktu fajar. Tentu akan jauh lebih baik lagi apabila
dikerjakan di masjid secara berjamaah.
Note : Isi
materi ini ditulis ulang dari Buku ”Sehat dengan Shalat” oleh Prof.Dr. Amir
Saleh dan Dr. Ahmed Saleh, Ph.D , halaman buku 227-230.