Minggu, 29 November 2015

Bagaimana Al-Qur'an Bisa Mengobati ?


Sekarang, izinkan kami ajukan persoalan yang sangat penting, apa yang terjadi di dalam sel tubuh? Bagaimana suara bisa menyembuhkan? Bagaimana suara bisa memengaruhi yang rusak dan mengembalikan keseimbangannya? Dengan kata lain, bagaimana mekanisme yang terjadi saat penyembuhan?
            Sesungguhnya, membaca Al-Qur’an adalah sekumpulan frekuensi suara yang sampai ke telinga kemudian berpindah menuju sel otak dan memberikan pengaruh melalui medan listrik yang dilahirkannya di dalam sel. Kemudian, sel memberikan respons terhadap medan listrik ini dan menyeimbangkan getarannya. Ringkasnya, ia sanggup mengubah getaran sel, dan perubahan getaran inilah yang kita rasakan dan kita pahami setelah dilakukan berbagai percobaan dan pengulangan.
            Dalam tataran penelitian dan pembahasan ilmiah yang membahas tema pengobatan dengan Al-Qur’an, kita akan mendapati tabel penelitian di bawah ini.
Peneliti
Sekumpulan ilmuwan, dinukil oleh Prof. Dr.Mahmud Yusuf Abduh dalam Majalah I’jaz ‘Ilmi
Judul Penelitian
Mukjizat Suara dalam Al-Quran Al-Karim
Tujuan Penelitian
Membuktikan apakah ada perubahan fisiologis terhadap sukarelawan yang sehat saat mereka mendengarkan Al-Quran yang telah dihubungkan dengan komputer serta mampu mendeteksi perubahan fisiologis
Metode Penelitian
Eksperimen
Responden
Terdiri dari lima orang; tiga laki-laki dan dua orang perempuan, melalui 210 kali percobaan yang tercatat.
Hasil Penelitian
Hasil fase pertama; adanya efek menenangkan dalam Al-Quran pada 97 persen percobaan yang dilakukan. Efek ini terlihat dari perubahan fisiologis yang menunjukkan adanya penurunan tingkat kecemasan pada sistem sarat otonom.

Hasil penelitian fase kedua; hasil positif sebesar 65 persen dari percobaan dengan pembacaan Al-Quran, dan hal ini membuktikan adanya efek menenangkan kecemasan dalam Al-Quran. Sementara, sumber selain Al-Quran hanya menunjukkan efek sebesar 35 persen. Untuk informasi lebih lanjut, silahkan merujuk pada majalah I’jaz ‘Ilmi atau situs resminya di internet.

            Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa kita harus tekun mempergunakan aplikasi bio-energi yang mencakup kinerja tubuh dalam keharmonisan dan keseimbangan antara posisi tubuh dengan pengaturan akal dan pernapasan secara utuh serta seimbang dalam kehidupan kita.
            Tidak ada satu pun sistem yang lebih dahsyat daripada shalat dalam Islam dilihat dari sifatnya yang komprehensif. Koordinasi antarsemua sistem dalam satu aturan yang mencakup latihan-latihan bio-energi melalui pengaturan posisi tubuh dalam berbagai bentuk, pengaturan fokus otak dengan khusyuk, pengaturan napas dengan tilawah dan tartil, serta mengarahkan dan mengaktifkan energi ini melalui interaksi reflektif dan sistem terapi suara. Termasuk hukum-hukum dalam tartil berikut tajwidnya akan memberikan efek lebih dalam mengembangkan bio-energi manusia.
            Ketika sebagian orang memilih kalimat tertentu untuk dilafalkan berulang-ulang, mungkin bisa menjadi bukti adanya kekuatan khusus dalam beberapa kata yang tidak dimiliki kata-kata lain dalam melahirkan efek kesembuhan. Hal inilah yang kita lihat secara real dalam pemilihan Nabi SAW terhadap sekumpulan ayat untuk perlindungan ddan penyembuhan, dan saat beliau meminta para sahabat untuk memperlihatkan bacaan rukiahnya kepada beliau.
            Secara umum bahwa shalat akan mewujudkan keseimbangan yang menyeluruh dalam diri manusia. Bertambahnya produksi frekuensi terapi sebagai hasil adanya tilawah, tentu akan sangat maksimal jika disertai dengan kekhusyukan. Sudah tidak asing lagi bagi anda kisah seorang pemuka kaum yang menderita penyakit tak kunjung sembuh, hingga akhirnya ia dirukiah dengan Al-Fatihah oleh seorang sahabat, dan Nabi pun kemudian memperbolehkannya.
            Dalam hadis disebutkan, sekumpulan sahabat Nabi SAW tengah berada dalam perjalanan. Mereka lantas melewati suatu perkampungan Arab, lalu mereka meminta agar penduduk kampung tersebut mau menerima mereka sebagai tamu, tetapi mereka menolak. Lalu, mereka bertanya kepada para sahabat, “Adakah diantara kalian seorang tabib? Sesungguhnya pemuka kampung ini tengah sakit.”
            Kemudian salah seorang sahabat berkata, “Ya”. Lalu ia dibawa, lantas mengobati pemuka kampung itu dengan Surah Al-Fatihah sehingga pemuka kaum itu sembuh. Lalu, pemuka kampung tersebut memberikan hadiah berupa sekumpulan kambing, namun sahabat itu menolak dan berkata, “Hingga aku menceritakan kisah ini kepada Nabi.”
            Lalu ia datang kepada Nabi SAW dan menceritakan kejadian itu kepada beliau, ia berkata, “Wahai Rasulullah, demi Allah, aku tidak merukiahnya kecuali dengan Al-Fatihah.” Beliau pun tersenyum seraya bersabda, “Dari mana kamu tahu bahwa ia adalah rukiah?” Kemudian beliau memerintahkan, “Ambillah pemberian mereka, dan sisihkan juga jatahku bersama kalian.”
            Betapa tingginya efek rukiah ini jika dilakukan orang-orang yang benar-benar memenuhi semua haknya, zikirnya dalam shalat tidak samar, dan takarub kepada Allah juga tidak terlupakan.
Note : Isi materi ini ditulis ulang dari Buku ”Sehat dengan Shalat” oleh Prof.Dr. Amir Saleh dan Dr. Ahmed Saleh, Ph.D , halaman buku 180-184.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar