Sekarang,
izinkan kami ajukan persoalan yang sangat penting, apa yang terjadi di dalam
sel tubuh? Bagaimana suara bisa menyembuhkan? Bagaimana suara bisa memengaruhi
yang rusak dan mengembalikan keseimbangannya? Dengan kata lain, bagaimana
mekanisme yang terjadi saat penyembuhan?
Sesungguhnya, membaca Al-Qur’an
adalah sekumpulan frekuensi suara yang sampai ke telinga kemudian berpindah
menuju sel otak dan memberikan pengaruh melalui medan listrik yang
dilahirkannya di dalam sel. Kemudian, sel memberikan respons terhadap medan
listrik ini dan menyeimbangkan getarannya. Ringkasnya, ia sanggup mengubah
getaran sel, dan perubahan getaran inilah yang kita rasakan dan kita pahami
setelah dilakukan berbagai percobaan dan pengulangan.
Dalam tataran penelitian dan
pembahasan ilmiah yang membahas tema pengobatan dengan Al-Qur’an, kita akan
mendapati tabel penelitian di bawah ini.
Peneliti
|
Sekumpulan ilmuwan, dinukil oleh Prof. Dr.Mahmud
Yusuf Abduh dalam Majalah I’jaz ‘Ilmi
|
Judul Penelitian
|
Mukjizat Suara dalam Al-Quran Al-Karim
|
Tujuan Penelitian
|
Membuktikan apakah ada perubahan fisiologis
terhadap sukarelawan yang sehat saat mereka mendengarkan Al-Quran yang telah
dihubungkan dengan komputer serta mampu mendeteksi perubahan fisiologis
|
Metode Penelitian
|
Eksperimen
|
Responden
|
Terdiri dari lima orang; tiga laki-laki dan dua
orang perempuan, melalui 210 kali percobaan yang tercatat.
|
Hasil Penelitian
|
Hasil fase pertama; adanya efek menenangkan dalam
Al-Quran pada 97 persen percobaan yang dilakukan. Efek ini terlihat dari
perubahan fisiologis yang menunjukkan adanya penurunan tingkat kecemasan pada
sistem sarat otonom.
|
|
Hasil penelitian fase kedua; hasil positif sebesar
65 persen dari percobaan dengan pembacaan Al-Quran, dan hal ini membuktikan
adanya efek menenangkan kecemasan dalam Al-Quran. Sementara, sumber selain
Al-Quran hanya menunjukkan efek sebesar 35 persen. Untuk informasi lebih
lanjut, silahkan merujuk pada majalah I’jaz
‘Ilmi atau situs resminya di internet.
|
Dari pemaparan di atas, dapat
disimpulkan bahwa kita harus tekun mempergunakan aplikasi bio-energi yang
mencakup kinerja tubuh dalam keharmonisan dan keseimbangan antara posisi tubuh
dengan pengaturan akal dan pernapasan secara utuh serta seimbang dalam
kehidupan kita.
Tidak ada satu pun sistem yang lebih
dahsyat daripada shalat dalam Islam dilihat dari sifatnya yang komprehensif.
Koordinasi antarsemua sistem dalam satu aturan yang mencakup latihan-latihan
bio-energi melalui pengaturan posisi tubuh dalam berbagai bentuk, pengaturan
fokus otak dengan khusyuk, pengaturan napas dengan tilawah dan tartil, serta
mengarahkan dan mengaktifkan energi ini melalui interaksi reflektif dan sistem
terapi suara. Termasuk hukum-hukum dalam tartil berikut tajwidnya akan
memberikan efek lebih dalam mengembangkan bio-energi manusia.
Ketika sebagian orang memilih
kalimat tertentu untuk dilafalkan berulang-ulang, mungkin bisa menjadi bukti
adanya kekuatan khusus dalam beberapa kata yang tidak dimiliki kata-kata lain
dalam melahirkan efek kesembuhan. Hal inilah yang kita lihat secara real dalam
pemilihan Nabi SAW terhadap sekumpulan ayat untuk perlindungan ddan
penyembuhan, dan saat beliau meminta para sahabat untuk memperlihatkan bacaan
rukiahnya kepada beliau.
Secara umum bahwa shalat akan
mewujudkan keseimbangan yang menyeluruh dalam diri manusia. Bertambahnya
produksi frekuensi terapi sebagai hasil adanya tilawah, tentu akan sangat
maksimal jika disertai dengan kekhusyukan. Sudah tidak asing lagi bagi anda
kisah seorang pemuka kaum yang menderita penyakit tak kunjung sembuh, hingga
akhirnya ia dirukiah dengan Al-Fatihah oleh seorang sahabat, dan Nabi pun
kemudian memperbolehkannya.
Dalam hadis disebutkan, sekumpulan
sahabat Nabi SAW tengah berada dalam perjalanan. Mereka lantas melewati suatu
perkampungan Arab, lalu mereka meminta agar penduduk kampung tersebut mau
menerima mereka sebagai tamu, tetapi mereka menolak. Lalu, mereka bertanya
kepada para sahabat, “Adakah diantara
kalian seorang tabib? Sesungguhnya pemuka kampung ini tengah sakit.”
Kemudian
salah seorang sahabat berkata, “Ya”. Lalu
ia dibawa, lantas mengobati pemuka kampung itu dengan Surah Al-Fatihah sehingga
pemuka kaum itu sembuh. Lalu, pemuka kampung tersebut memberikan hadiah berupa
sekumpulan kambing, namun sahabat itu menolak dan berkata, “Hingga aku menceritakan kisah ini kepada
Nabi.”
Lalu ia datang kepada Nabi SAW dan
menceritakan kejadian itu kepada beliau, ia berkata, “Wahai Rasulullah, demi Allah, aku tidak merukiahnya kecuali dengan
Al-Fatihah.” Beliau pun tersenyum seraya bersabda, “Dari mana kamu tahu bahwa ia adalah rukiah?” Kemudian beliau
memerintahkan, “Ambillah pemberian
mereka, dan sisihkan juga jatahku bersama kalian.”
Betapa
tingginya efek rukiah ini jika dilakukan orang-orang yang benar-benar memenuhi
semua haknya, zikirnya dalam shalat tidak samar, dan takarub kepada Allah juga
tidak terlupakan.
Note : Isi
materi ini ditulis ulang dari Buku ”Sehat dengan Shalat” oleh Prof.Dr. Amir
Saleh dan Dr. Ahmed Saleh, Ph.D , halaman buku 180-184.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar