Jumat, 27 November 2015

Panjang Umur dengan Sedekah

Panjang Umur dengan Sedekah



Sebuah kisah nyata yang menakjubkan di sebuah kampung bernama Hamra. Di kampung tersebut ada seorang lelaki dari Zar’ah yang dikenal sebagai seorang yang taat beragama. Ia membangun masjid untuk penduduk Hamra, dan ia selalu datang ke masjid tersebut setiap malam hari dengan membawa lentera dan makan malam. Jika ia mendapatkan orang yang bisa disedekahi di masjid itu, ia memberinya makanan. Jika tidak ada orang, ia memakannya sendiri. Hal tersebut terus menerus dilakukannya.
            Suatu ketika, air di dalam sumur masjid berkurang sehingga orang-orang kesulitan untuk berwudhu. Akhirnya, ia bersama anak-anaknya menggali kembali sumur tersebut, agar airnya kembali banyak.
            Di tengah pekerjaannya, tiba tiba wadah kayu tempat tanah yang telah digali terlepas, sehingga menimpa dan mengubur lelaki tersebut yang masih di dalam sumur. Sanak saudaranya sudah pasrah dan putus asa, serta menganggap sumur itu sebagai kuburannya.
            Di dalam sumur, tanpa disengaja, ternyata alat-alat yang dipakainya untuk menggali, jusru menjadi penyelamat laki-laki itu. Alat-alat itu menahan tanah serta bebatuan yang menimpanya.
            Dalam gelapnya sumur tersebut, terjadi suatu keajaiban. Ia diterangi cahaya, sinarnya seperti lentera yang selalu ia nyalakan di masjid. Dalam kondisi lapar, ia dihidangkan makanan persis seperti hidangan yang selalu ia berikan untuk orang-orang yang shalat di masjidnya.
            Enam tahun berlalu, anak-anaknya bermaksud untuk memperbarui sumur tersebut agar bisa dipergunakan kembali. Di luar dugaan mereka, ternyata sang ayah, lelaki yang senantiasa bersedekah itu, masih hidup dalam keadaan sehat.
            Mereka bertanya kepada sang ayah ihwal kehidupannya selama dalam sumur itu. Sang Ayah berkata, “Selama aku berada di bawah tanah, ada lentera dan makanan mendatangiku, persis seperti yang aku bawa ke masjid.” Mereka pun terkagum-kagum akan hal tersebut, dan kisah ini menjadi pelajaran bagi penduduk di kampung Hamra.
            Saudaraku, marilah kita memohon kepada Allah SWT agar menjadikan kita sebagai golongan orang yang gemar bersedkah dan agar menanamkan dalam jiwa kita kemuliaan dan kedermawanan, serta menjauhkan kita dari perbuatan pelit dan kikir.
            Memang tidak bisa dipungkiri bahwa kematian itu di tangan Allah SWT. Namun ada hal yang bisa membuat kematian menjadi sesuatu yang bisa ditunda, yaitu kemauan bersedekah, kemauan berbagi dan peduli. Kok bisa???? Banyak orang pasti bertanya demikian. Untuk lebih meyakinkan, saya akan paparkan sebuah kisah nyata terkait hal ini. Di dalam terjemahan buku yang berjudul Radd al-Bala bi ash-Shadaqah, karya Musthafa Syeikh Ibrahim Haqqi, diceritakan bahwa suatu ketika, Nabi Isa berada di tengah-tengah sahabat-sahabatnya. Saat itu, lewatlah lelaki pendek membawa bungkusan pakaian. Ia mengucapkan salam kepada mereka lalu melanjutkan berjalan. Nabi Isa AS berkata, “Hadirilah jenazah lelaki ini waktu zuhur nanti.”
            Pada tengah hari, Nabi Isa pergi ke tempat lelaki pendek tadi mencuci pakaiannya. Nabi Isa pun heran melihatnya. Kemudian turunlah malaikat Jibril. Isa AS bertanya kepadanya, “Bukankah kamu telah mengabarkan kepadaku bahwa lelaki pendek itu akan meninggal pada waktu zuhur hari ini?”
            “Itu kataku,” jawab Jibril, “Tetapi setelah melewati kalian, ia menyedekahkan tiga buah roti, lalu Allah menolak bala darinya.”
            Rahasianya, di dalam bungkusan pakaiannya ada seekor ular hitam. Takdirnya, ular itu akan mematuknya. Namun ketika ia menyedekahkan tiga buah roti, Allah SWT menolak bala darinya. Lelaki itu membuka bungkusan pakaiannya dan tak disangka ular yang ada di dalam bundelan pakaiannya sudah terkunci mulutnya.
            Saudaraku, kematiaan memang di tangan Allah SWT. Oleh karena itu, memajukan dan memundurkan kematian adalah hak Allah SWT. Dan Allah SWT memberitahu lewat kalam Rasul-Nya Muhammad SAW bahwa sedekah itu bisa memanjangkan umur. Jadi, bila disebut bahwa ada sesuatu yang bisa menunda kematian, itu adalah sedekah.
            Maka, tengoklah kanan-kiri kita, lihatlah sekeliling kita. Bila kita menemukan ada satu-dua kesusahan orang lain tergelar di depat mata kita, maka hakikatnya kita-lah yang membutuhkannya. Siapa tahu kesusahan itu digelar Allah SWT sebagai sarana untuk memperpanjang umur kita. Tinggal apakah kita bersedia memanfaatkannya atau tidak.
            Tidak ada seorang pun yang mengetahui kapan ajalnya akan sampai. Tidak ada sorang pun yang mengetahui dalam kondisi apa ajalnya akan menjemput. Maka, mengeluarkan sedekah bukan saja akan memperpanjang umur, melainkan juga memungkinkan kita meninggal dalam keadaan baik. Bukankah sedekah akan mengundang cinta Allah SWT??
            Kalau seseorang sudah dicintai oleh Allah SWT, maka tidak ada masalah yang tidak terselesaikan, tidak ada keinginan yang tidak terkabulkan, tidak ada dosanya yang tidak terampuni, dan tidak ada nyawa yang tercabut kecuali dalam keadaan husnul khatimah.
            Mudah-mudahan Allah berkenan memperpanjang umur, sehingga kita semua berkesempatan untuk mengejar ampunan Allah SWT dan mengubah segala perilaku kita sambil menyiapkan bekal hingga kematian datang. Firman-Nya, yang artinya :
            “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (Ali-Imran : 133 )

Note : Isi materi ini ditulis ulang dari Buku ”Sedekahkan 1 dapatkan 700 kali lipat” oleh Bahirul Amali, halaman buku 121-124.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar