Jumat, 27 November 2015

A Y O S E D E K A H !!!!! dan Say No To “setan”

S E D E K A H dan Say No To “setan”


Allah SWT berfirman, yang artinya:
            “Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Mahaluas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (al-Baqarah: 268)
            Bagaimana caranya bertambah kaya dengan jalan sedekah? Mana mungkin?!! Begitulah pendapat orang yang tidak percaya karena selalu berpikir dengan akalnya saja. Memang jika berbicara secara logika, hal itu ada benarnya. Misalnya jika kita punya uang 1 juta kemudian kita keluarkan sedekah sebesar 25 ribu, berarti uang kita tinggal 975 ribu, secara nominal berkurang.
            Dalam tafsir Fi Zhilalil Qur’an, Sayyid Quthb menjelaskan “Setan menakut-nakuti kamu dengan kemiskinan, lalu ia menebarkan ke dalam jiwa kamu sifat rakus, bakhil, dan sikap permusuhan. Setan menyuruh kamu berbuat hisyah (bentuk jamaknya adalah fahsyâ’). hisyah adalah semua kemaksiatan yang amat buruk, yakni melampaui batas. Meskipun biasanya kata ini digunakan untuk maksiat tertentu, tetapi ia bersifat menyeluruh. Takut akan kemiskinan telah mendorong kaum jahiliah membunuh anak-anak perempuannya dan ini juga merupakan suatu hisyah. Rakus untuk mengumpulkan harta dan kekayaan sehingga mendorong sebagian mereka mencari harta dengan jalan riba adalah suatu hisyah juga. Takut miskin karena menginfakkan harta di jalan Allah itu sendiri merupakan suatu hisyah. Ketika setan menjanjikan kemiskinan kepadamu dan menyuruhmu berbuat hisyah ‘kejahatan, kemaksiatan’, sedangkan Allah menjanjikan untukmu ampunan dari-Nya dan karunia (Sayyid Quthb).
            Dalam tafsir al-Mishbah hal. 578 karya M.Quraish Shihab, beliau menyatakan, “Memang untuk bersedekah dan menafkahkan harta di jalan Allah, seringkali timbul bisikan melarang dan menakut-nakuti. Itu adalah ulah setan. Dia yang menakut-nakuti manusia terjerumus dalam kemiskinan.”
            Mutawalli asy-Sya’rawi mengemukakan dalam bukunya yang berjudul asy-Syaithan wa al-Insan, kurang lebih sebagai berikut. “Kita harus tahu bahwa ada setan-setan dari jenis jin dan setan-setan dari jenis manusia. Kedua jenis itu dihimpun oleh sifat yang sama dan tugas yang sama, yaitu menyebarluaskan kedurhakaan dan kerusakan di muka bumi. Setan-setan jin adalah mereka yang durhaka dari jenis jin yang membendung kebenaran dan mengajak kepada kekufuran. Setan-setan jenis manusia melaksanakan tugas yang sama.’
            Apa yang dikemukakan oleh beliau berdasarkan firman Allah SWT , yang artinya: “Demikianlah Kami jadikan bagi setiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah untuk menipu (manusia)....” (al-An’am:112).
            Siapapun yang dimaksud dengan setan dalam ayat ini, yang jelas setan menakut-nakuti kamu dengan kemiskinan. Dalam arti, bila manusia bermaksud bersedekah, ada bisikan dalam hati manusia yang dibisikkan oleh setan, ‘Jangan bersedekah, jangan menyumbang, hartamu akan berkurang, padahal engkau memerlukan harta itu. Jika kamu menyumbang, maka kamu akan terpuruk dalam kemiskinan.”
            Selain itu, setan juga menyuruh berbuat hisyah. Ada yang memahami kata ini dalam arti kikir. Namun lebih lanjut, M.Quraish Shihab mengatakan, “Saya tidak cenderung memahaminya demikian, karena menyuruh kepada kekikiran telah dicakupi maknanya oleh menakut-nakuti terjerumus dalam kemiskinan. Siapa yang takut miskin, dia pasti kikir. Memang secara bahasa menggunakan kata kikir, tetapi memahaminya dalam arti yang lebih luas adalah lebih baik. hisyah adalah segala sesuatu yang dihimpun oleh apa yang dianggap sangat buruk oleh akal sehat, agama, budaya, dan naluri manusia. Dalam konteks ayat ini termasuk kikir, menyebut-nyebut kebaikan yang diberikan, menyakiti hati yang diberi, dan lain-lain. Seorang yang kikir, apalagi yang memiliki kelebihan, kekikirannya membuahkan dengki dan iri hati anggota masyarakat. Jika ini terjadi, maka setan menyuruh dan mendorong anggota masyarakat untuk melakukan aneka kejahatan seperti pencurian, perampokan, pembunuhan, dan sebagainya. Di sisi lain, kekikiran melahirkan sifat rakus untuk enggan berinfak, dan pada gilirannya menjadi lahan yang sangat subur bagi setan untuk mengantar kepada aneka kejahatan.”
            Kalau demikian itu ulah setan, Allah SWT sungguh jauh dari itu, “Allah menjanjikan untuk kamu ampunan dari-Nya dan kelebihan.”
            Siapa yang menafkahkan hartanya, maka dosa-dosanya akan diampuni. Demikian janji Allah SWT yang artinya, “Tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah menerima tobat dari hamba-hamba-Nya, dan menerima zakat, dan bahwa Allah Maha Menerima Tobat lagi Maha Penyayang?” (at-Taubah: 104).
            Bukan hanya itu, Allah juga menjanjikan siapa yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, maka harta itu akan dilipat gandakan sebagaimana penjelasan saya sebelumnya. Bukankah sebutir benih menjadi tujuh ratus benih, bahkan lebih? Jangan menduga ini hanya dari segi keberkahan saja. Tidak!!! Dengan menafkahkan harta, yang diberi memiliki daya beli, sehingga arus perdagangan bertambah, kedengkian pun hilang. Hal ini membuat ketenteraman bagi pemberi bertambah sehingga ia dapat berkonsentrasi meningkatkan usahanya. Di sisi lain, stabilitas keamanan terwujud, sehingga jalur perekonomian dapat lebih lancar. Memang Allah Mahaluas (anugerahnya) lagi Maha Mengetahui.
            Setan akan selalu menghembuskan dan menggoda kita agar ragu untuk bersedekah, maka dari itu jangan segan-segan untuk mengatakan, “T I D A K!!!!”
            “Orang-orang yang menafkahkan harta kekayaannya baik di waktu malam maupun di waktu siang, baik secara diam-diam maupun terang-terangan, berhak mendapat ganjaran dari Allah. Mereka tidak akan merasa takut dan tidak pula merasa susah.” (al-Baqarah: 274).
            Kalau dalam ayat tersebut disebutkan bahwa jika mengeluarkan sedekah kita tidak perlu merasa susah, maka setan akan mengatakan, ‘Kamu akan rugi, lebih menguntungkan jika disimpan untuk diri sendiri’. Itulah sebabnya kita sangat berat mengeluarkan sedekah. Kenapa setan selalu menghalangi kita untuk mengeluarkan sedekah? Karena setan tahu jika kita banyak bersedekah maka kita akan beruntung , baik di dunia maupun akhirat sesuai dengan janji Allah SWT.

Note : Isi materi ini ditulis ulang dari Buku ”Sedekahkan 1 dapatkan 700 kali lipat” oleh Bahirul Amali, halaman buku 168-171.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar