Allah SWT
berfirman, yang artinya:
“Setan
menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat
kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan
karunia. Dan Allah Mahaluas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (al-Baqarah: 268)
Bagaimana caranya bertambah kaya
dengan jalan sedekah? Mana mungkin?!! Begitulah pendapat orang yang tidak
percaya karena selalu berpikir dengan akalnya saja. Memang jika berbicara
secara logika, hal itu ada benarnya. Misalnya jika kita punya uang 1 juta
kemudian kita keluarkan sedekah sebesar 25 ribu, berarti uang kita tinggal 975
ribu, secara nominal berkurang.
Dalam tafsir Fi Zhilalil Qur’an, Sayyid Quthb menjelaskan “Setan menakut-nakuti
kamu dengan kemiskinan, lalu ia menebarkan ke dalam jiwa kamu sifat rakus,
bakhil, dan sikap permusuhan. Setan menyuruh kamu berbuat fâhisyah (bentuk jamaknya adalah fahsyâ’). Fâhisyah adalah semua kemaksiatan
yang amat buruk, yakni melampaui batas. Meskipun biasanya kata ini digunakan
untuk maksiat tertentu, tetapi ia bersifat menyeluruh. Takut akan kemiskinan
telah mendorong kaum jahiliah membunuh anak-anak perempuannya dan ini juga
merupakan suatu fâhisyah. Rakus
untuk mengumpulkan harta dan kekayaan sehingga mendorong sebagian mereka
mencari harta dengan jalan riba adalah suatu fâhisyah juga. Takut miskin karena menginfakkan harta di
jalan Allah itu sendiri merupakan suatu fâhisyah.
Ketika setan menjanjikan kemiskinan kepadamu dan menyuruhmu berbuat fâhisyah ‘kejahatan,
kemaksiatan’, sedangkan Allah menjanjikan untukmu ampunan dari-Nya dan karunia
(Sayyid Quthb).
Dalam tafsir al-Mishbah hal. 578 karya M.Quraish Shihab, beliau
menyatakan, “Memang untuk bersedekah dan menafkahkan harta di jalan Allah,
seringkali timbul bisikan melarang dan menakut-nakuti. Itu adalah ulah setan.
Dia yang menakut-nakuti manusia terjerumus dalam kemiskinan.”
Mutawalli asy-Sya’rawi mengemukakan
dalam bukunya yang berjudul asy-Syaithan
wa al-Insan, kurang lebih sebagai berikut. “Kita harus tahu bahwa ada
setan-setan dari jenis jin dan setan-setan dari jenis manusia. Kedua jenis itu
dihimpun oleh sifat yang sama dan tugas yang sama, yaitu menyebarluaskan
kedurhakaan dan kerusakan di muka bumi. Setan-setan jin adalah mereka yang durhaka
dari jenis jin yang membendung kebenaran dan mengajak kepada kekufuran.
Setan-setan jenis manusia melaksanakan tugas yang sama.’
Apa yang dikemukakan oleh beliau
berdasarkan firman Allah SWT , yang artinya: “Demikianlah Kami jadikan bagi setiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan
(dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada
sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah untuk menipu (manusia)....” (al-An’am:112).
Siapapun yang dimaksud dengan setan
dalam ayat ini, yang jelas setan menakut-nakuti kamu dengan kemiskinan. Dalam
arti, bila manusia bermaksud bersedekah, ada bisikan dalam hati manusia yang
dibisikkan oleh setan, ‘Jangan bersedekah, jangan menyumbang, hartamu akan
berkurang, padahal engkau memerlukan harta itu. Jika kamu menyumbang, maka kamu
akan terpuruk dalam kemiskinan.”
Selain itu, setan juga menyuruh
berbuat fâhisyah. Ada yang memahami
kata ini dalam arti kikir. Namun lebih lanjut, M.Quraish Shihab mengatakan,
“Saya tidak cenderung memahaminya demikian, karena menyuruh kepada kekikiran
telah dicakupi maknanya oleh menakut-nakuti terjerumus dalam kemiskinan. Siapa
yang takut miskin, dia pasti kikir. Memang secara bahasa menggunakan kata
kikir, tetapi memahaminya dalam arti yang lebih luas adalah lebih baik. Fâhisyah adalah segala sesuatu
yang dihimpun oleh apa yang dianggap sangat buruk oleh akal sehat, agama,
budaya, dan naluri manusia. Dalam konteks ayat ini termasuk kikir,
menyebut-nyebut kebaikan yang diberikan, menyakiti hati yang diberi, dan
lain-lain. Seorang yang kikir, apalagi yang memiliki kelebihan, kekikirannya
membuahkan dengki dan iri hati anggota masyarakat. Jika ini terjadi, maka setan
menyuruh dan mendorong anggota masyarakat untuk melakukan aneka kejahatan
seperti pencurian, perampokan, pembunuhan, dan sebagainya. Di sisi lain,
kekikiran melahirkan sifat rakus untuk enggan berinfak, dan pada gilirannya
menjadi lahan yang sangat subur bagi setan untuk mengantar kepada aneka
kejahatan.”
Kalau demikian itu ulah setan, Allah
SWT sungguh jauh dari itu, “Allah
menjanjikan untuk kamu ampunan dari-Nya dan kelebihan.”
Siapa yang menafkahkan hartanya,
maka dosa-dosanya akan diampuni. Demikian janji Allah SWT yang artinya, “Tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah
menerima tobat dari hamba-hamba-Nya, dan menerima zakat, dan bahwa Allah Maha
Menerima Tobat lagi Maha Penyayang?” (at-Taubah:
104).
Bukan hanya itu, Allah juga
menjanjikan siapa yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, maka harta itu akan
dilipat gandakan sebagaimana penjelasan saya sebelumnya. Bukankah sebutir benih
menjadi tujuh ratus benih, bahkan lebih? Jangan menduga ini hanya dari segi
keberkahan saja. Tidak!!! Dengan menafkahkan harta, yang diberi memiliki daya
beli, sehingga arus perdagangan bertambah, kedengkian pun hilang. Hal ini
membuat ketenteraman bagi pemberi bertambah sehingga ia dapat berkonsentrasi
meningkatkan usahanya. Di sisi lain, stabilitas keamanan terwujud, sehingga
jalur perekonomian dapat lebih lancar. Memang Allah Mahaluas (anugerahnya) lagi
Maha Mengetahui.
Setan akan selalu menghembuskan dan
menggoda kita agar ragu untuk bersedekah, maka dari itu jangan segan-segan
untuk mengatakan, “T I D A K!!!!”
“Orang-orang
yang menafkahkan harta kekayaannya baik di waktu malam maupun di waktu siang,
baik secara diam-diam maupun terang-terangan, berhak mendapat ganjaran dari
Allah. Mereka tidak akan merasa takut dan tidak pula merasa susah.” (al-Baqarah: 274).
Kalau dalam ayat tersebut disebutkan
bahwa jika mengeluarkan sedekah kita tidak perlu merasa susah, maka setan akan
mengatakan, ‘Kamu akan rugi, lebih menguntungkan jika disimpan untuk diri
sendiri’. Itulah sebabnya kita sangat berat mengeluarkan sedekah. Kenapa setan
selalu menghalangi kita untuk mengeluarkan sedekah? Karena setan tahu jika kita
banyak bersedekah maka kita akan beruntung , baik di dunia maupun akhirat
sesuai dengan janji Allah SWT.
Note : Isi
materi ini ditulis ulang dari Buku ”Sedekahkan 1 dapatkan 700 kali lipat” oleh
Bahirul Amali, halaman buku 168-171.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar